Arca Wishnu, berasal dari Kediri, abad ke-12 dan ke-13. Gambar: Wikipedia |
Home » Archives for 2014
Kerajaan Kadiri
Kamis, 19 Juni 2014
Posted by
Langit
at
23.25
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Kahuripan
Senin, 16 Juni 2014
Kahuripan adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009 M. Kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan Kerajaan Medang yang runtuh pada tahun 1006 M.[1]
Runtuhnya Kerajaan Medang
Raja Kerajaan Medang yang terakhir bernama Dharmawangsa Teguh, saingan berat Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1006, Raja Wurawari dari Lwaram (sekutu Sriwijaya) menyerang Watan, ibu kota Kerajaan Medang, yang tengah mengadakan pesta perkawinan antara Airlangga dengan putri Dharmawangsa Teguh.
Runtuhnya Kerajaan Medang
Raja Kerajaan Medang yang terakhir bernama Dharmawangsa Teguh, saingan berat Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1006, Raja Wurawari dari Lwaram (sekutu Sriwijaya) menyerang Watan, ibu kota Kerajaan Medang, yang tengah mengadakan pesta perkawinan antara Airlangga dengan putri Dharmawangsa Teguh.
Posted by
Langit
at
00.22
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Pakuan Pajajaran
Jumat, 13 Juni 2014
Pakuan Pajajaran atau Pakuan (Pakwan) atau Pajajaran adalah pusat pemerintahan Kerajaan Sunda, sebuah kerajaan yang selama beberapa abad (abad ke-7 hingga abad ke-16) pernah berdiri di wilayah barat pulau Jawa. Jadi, Kerajaan Pakuan Pajajaran adalah lanjutan dari Kerajaan Tarumanagara dan Sunda-Galuh. Lokasi Pakuan Pajajaran berada di wilayah Bogor, Jawa Barat sekarang.
Posted by
Langit
at
23.43
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Medang (Mataram Kuno)
Rabu, 04 Juni 2014
Candi Prambanan (Kuil Siwa). |
Posted by
Mastera Ridone
at
09.56
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Wangsa Sailendra
Sailendravamsa atau Wangsa Sailendra adalah nama wangsa atau dinasti raja-raja yang berkuasa di Sriwijaya, pulau Sumatera; dan di MdaĊ (Kerajaan Medang), Jawa Tengah sejak tahun 752 M. Sebagian besar raja-rajanya adalah penganut dan pelindung agama Budha Mahayana. Meskipun peninggalan dan manifestasi wangsa ini kebanyakan terdapat di dataran Kedu, Jawa Tengah, asal usul wangsa ini masih diperdebatkan. Disamping berasal dari Jawa, daerah lain seperti Sumatera atau bahkan India dan Kamboja, sempat diajukan sebagai asal mula wangsa ini.
Posted by
Mastera Ridone
at
08.30
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Sunda Galuh
Selasa, 03 Juni 2014
Posted by
Mastera Ridone
at
12.56
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Ompu Halto - Kesetiaan Pejuang Batak
Kamis, 01 Mei 2014
Ompu Halto Sang Pejuang |
“Didia Sisingamangaraja?” tanya salah seorang pembantu Kapt. Christoffel yang ternyata berasal dari orang Batak sendiri kepada Ompu Halto.
Posted by
Mastera Ridone
at
11.09
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Pahlawan Lainnja
SISINGAMANGARAJA XII - Raja Yang Membenci Penindasan
Ketika Sisingamangaraja XII dinobatkan menjadi Raja Batak, usianya baru 19 tahun. Di saat yang sama tahun 1886, hampir seluruh Pulau Sumatera sudah dikuasai Belanda kecuali Aceh dan Batak. Belanda saat waktu itu menyebut Batak sebagai De Onafhankelijke Bataklanden atau Tanah Batak yang Merdeka.
Sisingamangaraja XII yang lahir tahun 1849 di Bakkara, Tapanuli, di sebuah tempat indah di tepian Danau Toba itu memiliki nama kecil Patuan Bosar, yang kemudian digelari dengan Ompu Pulo Batu. Nama Sisingamangaraja sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu 'singa' dan 'mangaraja'. Naik tahta pada tahun 1867 menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Sohahuaon, selain itu ia juga disebut juga sebagai raja imam.[1]
Sisingamangaraja XII yang lahir tahun 1849 di Bakkara, Tapanuli, di sebuah tempat indah di tepian Danau Toba itu memiliki nama kecil Patuan Bosar, yang kemudian digelari dengan Ompu Pulo Batu. Nama Sisingamangaraja sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu 'singa' dan 'mangaraja'. Naik tahta pada tahun 1867 menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Sohahuaon, selain itu ia juga disebut juga sebagai raja imam.[1]
Posted by
Mastera Ridone
at
10.56
8
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Pangeran Diponegoro - Tokoh Perang Jawa Yang Termasyur
Pangeran Dipanegara, juga sering dieja Diponegoro (lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun) adalah salah seorang Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Pangeran Diponegoro terkenal karena memimpin Perang Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia-Belanda. Perang tersebut tercatat sebagai perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia.[1]
Posted by
Mastera Ridone
at
00.38
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Tuanku Imam Bonjol Sang Pemimpin Kaum Padri
Rabu, 30 April 2014
Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat pada tahun 1772 - wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864), adalah salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1838. Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Posted by
Mastera Ridone
at
22.16
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
MARTHA CHRISTINA TIAHAHU
Senin, 28 April 2014
Martha Christina Tiahahu (lahir di Nusalaut, Maluku, 4 Januari 1800 – meninggal di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun) adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah. Ia lahir dari keluarga Tiahahu dari kelompok Soa Uluputi. Soa dalam bahasa Maluku berarti 'kelompok yang membagi masyarakat berdasarkan marganya sebagai identitas asal-usul keluarga'.
Riwayat Martha Christina Tiahahu
Martha adalah wanita pemberani yang mengangkat tombak untuk melawan Belanda. Seperti yang dituturkan oleh ahli warisnya, Merry Lekahena, berdasarkan kisah turun-temurun yang diceritakan oleh orangtuanya,
Riwayat Martha Christina Tiahahu
Martha adalah wanita pemberani yang mengangkat tombak untuk melawan Belanda. Seperti yang dituturkan oleh ahli warisnya, Merry Lekahena, berdasarkan kisah turun-temurun yang diceritakan oleh orangtuanya,
Posted by
Langit
at
22.14
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Pattimura - Sang Kapitan Sejati Dari Maluku
Pattimura atau Thomas Mattulessy (lahir di Haria, pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 – meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), juga dikenal dengan nama Kapitan Pattimura adalah pahlawan Maluku dan merupakan Pahlawan Nasional Indonesia.
Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M. Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau bukan nama orang tetapi nama sebuah negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan."[1]
Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M. Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau bukan nama orang tetapi nama sebuah negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan."[1]
Posted by
Langit
at
21.33
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Daftar Pahlawan Nasional Indonesia
Rabu, 23 April 2014
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya." – atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara."
Posted by
Langit
at
06.26
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Pahlawan Nasional
Kerajaan Bahari Sriwijaya
Sabtu, 19 April 2014
Sriwijaya atau dalam bahasa Sanskerta ditulis Sri Vijaya adalah salah satu kerajaan bahari yang pernah berdiri di Sumatra Selatan, ibu kotanya berada di kota Palembang saat ini, dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya (Malaka), Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa Sanskerta, Sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan Wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang".[1]
Posted by
Mastera Ridone
at
11.33
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Kalingga
Rabu, 16 April 2014
Arca Ratu Shima (Batara Guru) |
Posted by
Langit
at
11.08
1 comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Tarumanegara
Selasa, 15 April 2014
Dua arca Wishnu dari Cibuaya, Karawang. |
Wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon, sehingga dapat diartikan bahwa pada masa pemerintahan Raja Purnawarman wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara hampir menguasai seluruh wilayah Jawa Barat.[2]
Posted by
Langit
at
17.16
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Salakanagara
Senin, 14 April 2014
Salakanagara |
Tentang kerajaan pertama di kawasan Jawa Barat boleh dikatakan bahwa keberadaanya “Timbul-tenggelam” dalam pandangan para ahli sejarah. Bermula dari berita China dari jaman dinasti Han yang memberitakan bahwa “Raja Yeh-Tiao bernama Tiao-pien mengirimkan utusan ke China dalam tahun 132 M”. Pulau Jawa khususnya Jawa Barat mulai memasuki lingkaran sejarah abad kedua Masehi. Ye-Tiao diduga sama dengan Jawadwipa atau Yabadiu, dan nama Tiao-Pien diduga sama dengan Dewawarman.
Posted by
Langit
at
13.11
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Kutai Martadipura
Kamis, 10 April 2014
Kutai Martadipura (Martapura) adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4 Masehi dan terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam dekat kota Tenggarong. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu bertulis untuk peringatan upacara kurban), tulisan yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut.
Posted by
Langit
at
17.25
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Di Nusantara
Sebelum pengaruh Hindu-Budha masuk ke Indonesia, sebenarnya masyarakat sudah mempunyai kepercayaan dan adat istiadat yang dilaksanakan secara turun-temurun. Mereka hidup sangat sederhana dalam kelompok-kelompok kecil maupun besar, dan belum tersentuh kebudayaan apapun selain peninggalan nenek moyangnya sendiri. Komunikasi juga hanya dilakukan di dalam kelompok itu sendiri. Lambat laun terjadi interaksi antarkelompok. Karena tuntutan kebutuhan, akhirnya terjadilah hubungan perdagangan, bahkan berkembang dengan adanya pelayaran antarpulau dan antarbenua. Pada saat itu, masuklah pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia.
Posted by
Langit
at
16.57
1 comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
RADEN DEWI SARTIKA
Jumat, 28 Maret 2014
Dewi Sartika adalah seorang wanita pejuang pendidikan. Agar anak-anak perempuan bisa memperoleh kesempatan belajar, dia berjuang mendirikan sekolah di Bandung
"Jangan tanya apa yang telah diberikan negara kepadamu, tapi apa yang telah kamu berikan pada negaramu." Kata bijak tersebut sangat tepat menjadi panduan semua bangsa yang hendak menobatkan seseorang sebagai penerima gelar kehormatan 'pahlawan' di negaranya.
"Jangan tanya apa yang telah diberikan negara kepadamu, tapi apa yang telah kamu berikan pada negaramu." Kata bijak tersebut sangat tepat menjadi panduan semua bangsa yang hendak menobatkan seseorang sebagai penerima gelar kehormatan 'pahlawan' di negaranya.
Posted by
Langit
at
08.47
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Teungku Fakinah, Sang Mujahidillah Dari Aceh
Menurut catatan pada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Banda Aceh, Teungku Fakinah adalah seorang pahlawan dan juga seorang ulama wanita terkenal di Aceh. Ia lahir pada tahun 1856 M, di Desa Lam Diran, kampung Lam Beunot, Mukim Lam Krak VII, Sagi XXII Mukim, Aceh Besar. Didalam tubuhnya mengalir darah ulama dan darah bangsawan. Ayahnya bernama Teungku Datuk Mahmud seorang pejabat pemerintahan pada jaman Sultan Alaidin Iskandar Syah. Sedangkan ibunya bernama Teungku Muhammad Sa'at yang terkenal dengan nama Teungku Chik Lam Pucok, pendiri Dayah Lam Pucok, pesantren tempat Teungku Chik Di Tiro pernah belajar.
Posted by
Langit
at
08.11
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Pahlawan Perintis Kemerdekaan
Admiral Keumalahayati, Panglima Wanita Yang Gagah
Pernah mendengar nama kapal perang KRI Malahayati? Banyak orang yang tidak tahu, siapakah yang memiliki nama besar dan terhormat itu sehingga diabadikan sebagai nama sebuah kapal perang. Beliau adalah seorang wanita yang agung (grande dame), yang memimpin sebuah laskar pejuang yang terdiri dari para pejuang perempuan dan kebanyakan adalah janda yang ditinggal wafat suami mereka dalam perjuangan melawan penjajah. Malahayati juga seorang janda yang ditinggal syahid suaminya saat berperang melawan Portugis sewaktu akan menguasai selat Malaka, yakni pada pertempuran laut Teluk Haru. Laskar tersebut dinamai Laskar Inong Balee atau yang bermakna Laskar para Janda pahlawan. Beranggotakan 2000 orang prajurit, semuanya perempuan.
Posted by
Langit
at
07.29
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Teungku Chik di Tiro
Senin, 17 Maret 2014
Teungku Muhammad Saman (Teungku Chik di Tiro) adalah putra dari Teungku Syekh Ubaidillah. Sedangkan ibunya bernama Siti Aisyah, putri Teungku Syekh Abdussalam Muda Tiro dan adik dari Teungku Cik Dayah Cut, ulama terkenal di Tiro. Ia lahir pada tahun 1836M, bertepatan dengan 1251 Hijriah di Dayah Jrueng kenegerian Cumbok Lam Lo, Tiro, daerah Pidie, Aceh.
Teungku Muhammad Saman menjalani masa kecilnya di ligkungan pesantren. Di tempat-tempat itu ia bergaul dengan para santri. Pelajaran agama mula-mula didapat dari ayahnya dan kemudian dari pamannya. Ibunya mengajarinya menulis huruf Arab. Perhatiannya cukup besar terhadap buku-buku tasawuf karangan Imam Ghazali. Ia dibesarkan dalam lingkungan agama yang ketat.
Teungku Muhammad Saman menjalani masa kecilnya di ligkungan pesantren. Di tempat-tempat itu ia bergaul dengan para santri. Pelajaran agama mula-mula didapat dari ayahnya dan kemudian dari pamannya. Ibunya mengajarinya menulis huruf Arab. Perhatiannya cukup besar terhadap buku-buku tasawuf karangan Imam Ghazali. Ia dibesarkan dalam lingkungan agama yang ketat.
Posted by
Langit
at
08.41
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Panglima Polem IX
Panglima Polem bernama lengkap, Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Daud adalah seorang panglima Aceh. Sampai saat ini belum ditemukan keterangan yang jelas mengenai tanggal dan tahun kelahiran, yang jelas ia berasal dari keturunan kaum bangsawan Aceh. Ayahnya bernama Panglima Polem VIII, Raja Kuala anak dari Teuku Panglima Polem Sri Imam Muda Mahmud Arifin yang juga terkenal dengan Cut Banta (Panglima Polem VII (1845-1879). Teuku Imam Muda Mahmud Arifin merupakan Panglima Sagoe XXII Mukim Aceh Besar.[1]
Posted by
Langit
at
07.43
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
CUT NYAK MEUTIA
Wanita kelahiran Perlak, Aceh, tahun 1870, tiga tahun sebelum perang Aceh-Belanda meletus. Ia adalah seorang
pahlawan Kemerdekaan Nasional yang hingga titik darah penghabisan tetap memegang prinsip tak akan mau tunduk kepada kolonial.
Masa perkembangannya sedari kecil hingga dewasa yang berada ditengah-tengah suasana perang, di kemudian hari sangat memengaruhi perjalanan hidupnya sebagai tokoh pejuang kemerdekaan wanita untuk rakyat Aceh.
Posted by
Langit
at
07.13
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
TEUKU UMAR
Sabtu, 15 Maret 2014
Teuku Umar adalah salah seorang Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan yang mengobarkan semangat perang fi'sabilillah terhadap pasukan Belanda di Aceh.
Teuku Umar lahir di Meulaboh, pada tahun 1854, adalah anak seorang Uleebalang bernama Teuku Achmad Mahmud dari perkawinan dengan adik perempuan Raja Meulaboh. Teuku Umar mempunyai dua orang saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki. Sejak kecil, ia dikenal memiliki kemauan keras dan pantang menyerah. Pada usia muda, ia sudah diangkat menjadi kepala kampung. Nenek moyang Teuku Umar adalah keturunan Minangkabau, yaitu Datuk Makudum Sati.
Teuku Umar lahir di Meulaboh, pada tahun 1854, adalah anak seorang Uleebalang bernama Teuku Achmad Mahmud dari perkawinan dengan adik perempuan Raja Meulaboh. Teuku Umar mempunyai dua orang saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki. Sejak kecil, ia dikenal memiliki kemauan keras dan pantang menyerah. Pada usia muda, ia sudah diangkat menjadi kepala kampung. Nenek moyang Teuku Umar adalah keturunan Minangkabau, yaitu Datuk Makudum Sati.
Posted by
Langit
at
06.08
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Cut Nyak Dhien
Kamis, 13 Maret 2014
Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja' Dhien), lahir di Lampadang, Kerajaan Aceh, pada tahun 1848 dan wafat di Sumedang, Jawa Barat, pada tanggal 6 November 1908; dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang. Cut Nyak Dhien adalah salah seorang Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.
Posted by
Langit
at
12.05
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Postingan (Atom)