Selamat Datang Indonesia

Mengenang sejarah Indonesia di masa lalu, selalu menggugah semangat Nasionalis-Patriotis serta Kecintaan terhadap Bangsa dan Tanah Air - Indonesia.

Indonesia, tanah air kuuu...
Tanah tumpah darah kuuu....
Disanalah aku berdiriiii...
Jadi pandu ibu kuuu....

- MERDEKA!!!!

Biografi Raden Ajeng Kartini

Kamis, 27 Oktober 2011

Raden Ajeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Biografi
Raden Ajeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.

Refleksi Universal Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Rabu, 26 Oktober 2011

Oleh: Sarah Paradiska

Pada masa penjajahan, Ki hajar Dewantara memiliki cara yang berbeda untuk melawan. Rasa bosan dan muak berada di bawah jajahan bangsa lain menciptakan suatu perasaan yang mendorong Ki Hajar Dewantara untuk berupaya menemukan alat lain untuk berjuang. Kepiawaiannya dalam menulis dimanfaatkan sebagai wadah aspirasinya pada masa itu. Tulisan yang dikaryakan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan tulisan aspiratif, komunikatif dan tajam. Dari tulisan-tulisan ini, Ki Hajar Dewantara menanamkan sikap patriotik pada pemuda Indonesia. Keberadaannya sempat dianggap mengancam berlangsungnya pemerintahan kolonial Belanda pada saat itu, sehingga Ki Hajar Dewantara sempat diasingkan ke beberapa tempat hingga akhirnya diasingkan ke negeri Belanda.

Pemikiran cerdas Ki Hajar Dewantara

Selasa, 25 Oktober 2011

Guna mendekati proses pendidikan dalam sebuah pemikiran cerdas untuk mendirikan sekolah Taman Siswanya jauh sebelum Indonesia mengenal arti kemerdekaan, konsepsi Taman Siswa pun coba dituangkan Ki Hajar Dewantara dalam solusi menyikapi kegelisahan-kegelisahan rakyat terhadap kondisi pendidikan yang terjadi saat itu, sebagaimana digambarkan dalam asas dan dasar yang diterapkan di Taman Siswa.

Orientasi Asas dan Dasar Taman Siswa dari Ki Hajar Dewantara 
Pernyataan asas Taman Siswa di tahun 1922 diupayakan sebagai asas perjuangan yang diperlukan pada waktu itu, menjelaskan sifat Taman Siswa pada umumnya.

Biografi Ki Hajar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (sejak 1922 diganti menjadi Ki Hajar Dewantara), lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Beliau berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta.

Soewardi adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, "Tut Wuri Handayani", menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.

Bung Karno Berdoa Setelah Proklamasi

Minggu, 23 Oktober 2011

Agustus 28, 2008 oleh alwishahab

Bung Karno, tampak khusuk berdoa kepada Allah SWT agar proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang baru saja ia proklamirkan berjalan langgeng dan rakyat Indonesia diberi kekuatan dalam mempertahankan kemerdekaannya. Bung Karno dengan memejamkan kedua matanya dan mengangkat kedua tangannya berdoa di kediamannya di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) 56, Jakarta Pusat. Doa di halaman muka kediamannya itu sekaligus sebagai tanda syukur kepada Tuhan bahwa bangsa Indonesia telah merdeka setelah mengalami penjajahan lebih dari tiga abad.

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (part 2)

Sabtu, 22 Oktober 2011

Detik-Detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di rumah Laksamana Tadashi Maeda, Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri.

Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia.

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (part 1)

Ir. Soekarno (Bung Karno) membacakan naskah teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Jumat 17 Agustus 1945 Masehi, atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Latar Belakang
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom  dijatuhkan di atas kota Hiroshima, Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),

10 Masjid Tertua Di Indonesia

Berikut ini adalah 10 masjid tertua di Indonesia, semua masjid-masjid ini dibangun di tanah air kita Indonesia. Beberapa masjid berikut berumur mulai dari sekitar 700-400 tahun.

1. Masjid Saka Tunggal (1288)

Masjid Saka Tunggal terletak di Desa Cikakak, kecamatan Wangon. Dibangun pada tahun 1288 sebagaimana terukir di Guru Saka (Pilar Utama) masjid. Tapi tentang pembuatan masjid ini lebih jelas ditulis dalam buku-buku kiri oleh para pendiri masjid ini, antara lain Kyai Mustolih. Tapi buku-buku ini telah hilang bertahun-tahun yang lalu. Setiap tanggal 27 rajab diadakan ziarah di masjid ini dan pembersihhan makam Kyai Jaro Mustolih.

Masjid ini terletak ± 30 km dari kota Purwokerto. Disebut "saka tunggal" karena pilar utama yang di gunakan sebagai penopang masjid ini hanya satu tiang (tunggal). Yang menurut bapak Sopani, salah satu pengurus masjid adalah bahwa pilar tunggal tersebut melambangkan ALLAH

Indonesia Tempo Doeloe 1910-1915

Rabu, 19 Oktober 2011

Life in Batavia, Bandoeng, Bogor in 1910 and 1915. 
Part 1 - 1910: Trip by car through Weltevreden. Groote Boom - Kali Besar - Glodok - Trip opiumkit - Pasar Baroe - Tanah Abang - Harmonie - Tanah Abang - Koningsplein.




Life in Batavia, Bandoeng, Bogor in 1910 and 1915.

Mobil RI 1 Bung Karno

Jumat, 12 Agustus 2011


"Seorang Presiden tidak punya mobil. Apa kata dunia."

Mungkin tidak terlalu berlebihan bila kata-kata iklan itu saya pinjam untuk mengawali tulisan kali ini.

Berdirinya sebuah Republik baru serta tampil perdananya seorang Presiden tentu membutuhkan berbagai atribut yang dapat mendongkrak kharisma serta wibawa sebuah negara baru. Indonesia sebagai negara yang baru berdiri kala itu tak lepas pula dari permasalahan diatas.

Pasar di Batavia Pertengahan Abad ke-17

Jumat, 29 Juli 2011

Oleh: Alwi Shahab

Batavia sejak masih bernama Sunda Kalapa telah banyak didatangi para pendatang. Gambar ini adalah sebuah pasar di Batavia yang letaknya kira-kira di muara Ciliwung, Pasar Ikan, Jakarta Utara. Bangunan disebelah kiri adalah sebuah toko Cina dalam gaya rumah seperti kini masih tampak di Kota (China Town). Dari kejauhan tampak benteng (kasteel) Batavia yang sekarang ini kira-kira berada di Jalan Tongkol, Jakarta Utara. Menyusuri Jl Tongkol, tempat benteng VOC pernah berada kita tidak mendapatkan secuilpun sisa-sisanya.

Drs. Mohammad Hatta [2] Sebagai Tokoh Organisasi Dan Partai Politik

Kamis, 23 Juni 2011

Members of the Indische Vereeniging (1908)
Bung Hatta sebagai tokoh organisasi dan partai politik

Keinginan dan semangat berorganisasi Bung Hatta makin terlihat sewaktu beliau mulai aktif di kelompok Indonesische Vereeniging yang merupakan perkumpulan pemuda-pemuda Indonesia yang memikirkan dan berusaha memajukan Indonesia, bahkan dalam organisasi ini dinyatakan bahwa tujuan mereka adalah: "Kemerdekaan bagi Indonesia". Dalam organisasi yang keras dan anti penjajahan ini Bung Hatta makin tahan banting karena banyaknya rintangan dan hambatan yang mereka hadapi.

Drs. Mohammad Hatta [3]

Rumah Laksamana Maeda
Bung Hatta dalam Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Ir. Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa. Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Ir. Soekamo, Bung Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan.

Drs. Mohammad Hatta [1]

Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Fort de Kock (kini Bukittinggi), Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Mohammad Hatta adalah nama salah seorang dari beribu pahlawan yang pernah memperjuangkan kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Sosok Bung Hatta telah menjadi begitu dekat dengan hati rakyat Indonesia karena perjuangan dan sifatnya yang begitu merakyat. Besarnya peran beliau dalam perjuangan negeri ini sehingga beliau disebut sebagai salah seorang 'Bapak Bangsa Indonesia'. Bandar udara internasional Jakarta menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasanya sebagai salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia.

Bung Karno Sang Proklamator (2)

Selasa, 10 Mei 2011



Masa kemerdekaan
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr. Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr. Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. R

Bung Karno Sang Proklamator (1)


Ini adalah postingan pertama saya di blog Indonesia Tempo Doeloe. Dan saya merasa ada yang kurang kalau tidak saya awali dengan membahas tokoh yang satu ini. Yups, siapa lagi kalau bukan Ir. Soekarno, sang bapak proklamator Kemerdekaan Indonesia.

Ir. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur 6 Juni 1901, meninggal di Jakarta 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun. Beliau adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Beliau memainkan peranan yang sangat penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ir. Soekarno adalah penggali Pancasila, karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan beliau sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.