Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat pada tahun 1772 - wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864), adalah salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1838. Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Home » Archives for April 2014
Tuanku Imam Bonjol Sang Pemimpin Kaum Padri
Rabu, 30 April 2014
Posted by
Mastera Ridone
at
22.16
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
MARTHA CHRISTINA TIAHAHU
Senin, 28 April 2014
Martha Christina Tiahahu (lahir di Nusalaut, Maluku, 4 Januari 1800 – meninggal di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun) adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah. Ia lahir dari keluarga Tiahahu dari kelompok Soa Uluputi. Soa dalam bahasa Maluku berarti 'kelompok yang membagi masyarakat berdasarkan marganya sebagai identitas asal-usul keluarga'.
Riwayat Martha Christina Tiahahu
Martha adalah wanita pemberani yang mengangkat tombak untuk melawan Belanda. Seperti yang dituturkan oleh ahli warisnya, Merry Lekahena, berdasarkan kisah turun-temurun yang diceritakan oleh orangtuanya,
Riwayat Martha Christina Tiahahu
Martha adalah wanita pemberani yang mengangkat tombak untuk melawan Belanda. Seperti yang dituturkan oleh ahli warisnya, Merry Lekahena, berdasarkan kisah turun-temurun yang diceritakan oleh orangtuanya,
Posted by
Langit
at
22.14
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Pattimura - Sang Kapitan Sejati Dari Maluku
Pattimura atau Thomas Mattulessy (lahir di Haria, pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 – meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), juga dikenal dengan nama Kapitan Pattimura adalah pahlawan Maluku dan merupakan Pahlawan Nasional Indonesia.
Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M. Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau bukan nama orang tetapi nama sebuah negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan."[1]
Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M. Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau bukan nama orang tetapi nama sebuah negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan."[1]
Posted by
Langit
at
21.33
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Daftar Pahlawan Nasional Indonesia
Rabu, 23 April 2014
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya." – atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara."
Posted by
Langit
at
06.26
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Pahlawan Nasional
Kerajaan Bahari Sriwijaya
Sabtu, 19 April 2014
Sriwijaya atau dalam bahasa Sanskerta ditulis Sri Vijaya adalah salah satu kerajaan bahari yang pernah berdiri di Sumatra Selatan, ibu kotanya berada di kota Palembang saat ini, dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya (Malaka), Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa Sanskerta, Sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan Wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang".[1]
Posted by
Mastera Ridone
at
11.33
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Kalingga
Rabu, 16 April 2014
Arca Ratu Shima (Batara Guru) |
Posted by
Langit
at
11.08
1 comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Tarumanegara
Selasa, 15 April 2014
Dua arca Wishnu dari Cibuaya, Karawang. |
Wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon, sehingga dapat diartikan bahwa pada masa pemerintahan Raja Purnawarman wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara hampir menguasai seluruh wilayah Jawa Barat.[2]
Posted by
Langit
at
17.16
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Salakanagara
Senin, 14 April 2014
Salakanagara |
Tentang kerajaan pertama di kawasan Jawa Barat boleh dikatakan bahwa keberadaanya “Timbul-tenggelam” dalam pandangan para ahli sejarah. Bermula dari berita China dari jaman dinasti Han yang memberitakan bahwa “Raja Yeh-Tiao bernama Tiao-pien mengirimkan utusan ke China dalam tahun 132 M”. Pulau Jawa khususnya Jawa Barat mulai memasuki lingkaran sejarah abad kedua Masehi. Ye-Tiao diduga sama dengan Jawadwipa atau Yabadiu, dan nama Tiao-Pien diduga sama dengan Dewawarman.
Posted by
Langit
at
13.11
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Kerajaan Kutai Martadipura
Kamis, 10 April 2014
Kutai Martadipura (Martapura) adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4 Masehi dan terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam dekat kota Tenggarong. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu bertulis untuk peringatan upacara kurban), tulisan yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut.
Posted by
Langit
at
17.25
0
comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Sejarah Kerajaan Hindu-Budha Di Nusantara
Sebelum pengaruh Hindu-Budha masuk ke Indonesia, sebenarnya masyarakat sudah mempunyai kepercayaan dan adat istiadat yang dilaksanakan secara turun-temurun. Mereka hidup sangat sederhana dalam kelompok-kelompok kecil maupun besar, dan belum tersentuh kebudayaan apapun selain peninggalan nenek moyangnya sendiri. Komunikasi juga hanya dilakukan di dalam kelompok itu sendiri. Lambat laun terjadi interaksi antarkelompok. Karena tuntutan kebutuhan, akhirnya terjadilah hubungan perdagangan, bahkan berkembang dengan adanya pelayaran antarpulau dan antarbenua. Pada saat itu, masuklah pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia.
Posted by
Langit
at
16.57
1 comments
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Labels:
Keradjaan Hindoe-Boedha
Langganan:
Postingan (Atom)